Rabu, 02 November 2011

Love Story In Harvard

,


s
Love Story in Harvard portrays the dream and love pursued by foreign students studying in Harvard. It demonstrates bright, hard-working, and romantic characters and storylines.
“Love Story in Harvard”, Salah satu Serial Drama Korea yang membuat saya tidak bosan menonton dvd-nya kembali. Saya sangat suka setting serial ini dan alur ceritanya. Sebuah Drama bergenre romance yang menggambarkan tentang impian dan cinta dari mahasiswa korea yang kuliah di Harvard. Drama yang menceritakan tentang karakter yang hangat, pekerja keras dan kisah yang romantis dengan mengambil Latar tempat di Universitas Harvard, salah satu Universitas terkemuka di dunia. Banyak tokoh tokoh di dunia yang sukses lahir dari universitas ini, mulai dari kalangan negarawan, politisi, ahli keuangan, hukum dan lain-lain. Meskipun serial ini sebenarnya tidak semua gambar diambil di Kampus Harvard tetapi bagi saya tetap mewakili seperti apa model universitas di Negara Amerika. Mengapa drama ini begitu mendapat tempat khusus di hati saya? Semua tidak lain karena latar belakang saya saat ini yang sedang menjadi mahasiswa. Dengan kesamaan ini, ada semacam pertalian batin tersendiri bagi saya. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari serial drama korea ini khususnya bagi mereka yang mau pergi studi ke Luar Negeri. Serial ini  mengajarkan bagaimana seseorang harus tetap survive di negeri orang, mandiri dimana kita tidak mempunyai siapa siapa atau sanak saudara. Dan tentunya akan menjadi senang bila disana bertemu dengan orang yang serumpun. Disatukan dengan nasib yang sama dan menumbuhkan  dengan indah yang namanya arti persaudaraan. Mendekati bulan Ramadan yang sebentar lagi tiba, saya yakin mahasiswa muslim Indonesia di negeri sono akan selalu suka berkumpul, berbuka puasa bersama serta tarawih berjamaah. Serial ini juga yang membuat saya have big dream ingin menempuh studi di luar negeri dan ingin merasakan kerasnya hidup disana. Entah kapan mimpi ini bisa menjadi kenyataan. Bahasa Inggris saya juga pas-pasan sekali :( . You know, I always wonder and I am always inspired by people who have visited so many places in the world and encountered various cultures. Mendiami suatu negeri untuk belajar, pergi bekerja atau melakukan aktivitas lainnya di negeri orang. Sepertinya mengasikkan bila bertemu dengan orang orang dari berbagai latar belakang budaya, ras dan agama di belahan dunia lainnya. Itulah mengapa saya suka sekali kalau ada sinetron atau film yang mengambil setting di Luar negeri seperti Effeil I’m in love, Children Of Heaven dan lain-lain. Sehingga paling sedikit kita bisa memahami bagaimana budaya di luar sana. Saya juga suka sekali buku-buku yang culture oriented dan mengedepankan sisi kemanusiaannya seperti “Winnetou”nya Karl May yang sarat humanis, “Edensor”nya Andrea Hirata, The Kite Runner nya Khaled Hoseini,“Garis Batas”nya Agustinus Wibowo dan Ayat-ayat Cinta oleh Habiburrahman El-Shirazy.
Menonton Serial “Love Story in Harvard”, kita akan disuguhi pemahaman yang banyak tentang  pendidikan Universitas di Amerika. Lihat saja kampusnya. Arsitektur gedung-gedungnya tampak megah. Taman dengan rerimbunan pepohonan dibuat senyaman mungkin untuk mahasiswa belajar. Atap sekolahnya tampak begitu tinggi. Jendelanya pun terlihat lebar sehingga memberi kesan sekolahan yang luas. Ruang kelasnya pun juga didesain secara interaktif, bahkan ruang perpustakaannya. Saya baru menyadari ternyata ruang perpustakaan disana buka 24 jam. Hal ini terlihat dengan banyaknya mahasiswa yang mencari referensi hingga tengah malam, mahasiswa yang sibuk mengerjakan tugas-tugas atau diktat kuliah bahkan sampai tertidur di sofa perpustakaan karena kelelahan. *Membayangkan perpustakaan di kampus saya*. Hah!! kok jauh banget.
Dosen saya sempat berkata bahwa orang orang korea kalau sedang belajar di luar negeri, biasanya mereka tidak boleh tinggal bersama dan saling berdekatan dalam radius tertentu bahkan harus serumah kos dengan bukan sebangsanya. Hal ini membuat orang korea begitu maju dan “kaya” karena mereka mempelajari kebiasaan atau adat yang bukan sebangsanya. Saya tidak tahu apakah ini benar atau tidak, mengingat dosen saya ini juga lulusan amrik. Itu mengapa dalam suatu kesempatan, dosen  menyuruh saya agar tidak tinggal sekosan dengan anak-anak yang berasal dari sumenep. Katanya, Saya harus tinggal sekosan bersama anak dari suku suku lain, biar menjadi “Anak Indonesia” *membayangkan hidup bersama ojan dari Aceh*hah tidak mungkin! Dua makhluk berbeda selera yang tidak dapat dipersatukan! *sekosan dengan Stefanus, anak dari yogya* oh Tidak! *membayangkan sekosan dengan nuzul anak makasar* Sorry bro!!! *membayangkan hidup sekosan dengan koko fredy anak lampung* Wah jangan sampe!! *membayangkan sekosan dengan Bisker, anak batak* Ini apalagi!! :)
Dulu semasa SMA kelas dua, Love Story in Harvard pernah ditayangkan di Stasiun swasta TV7.  Serial ini ditayangkan pukul 11 malam. Waktu itu TV7 masih terhitung baru di dalam dunia pertelevisian Indonesia. Sayangnya saya hanya menonton sampai episode ke-3, karena setelahnya serial ini tidak pernah muncul lagi kelanjutannya. Entahlah penyebabnya. Mungkin ada pergantian jadwal yang saya tidak ketahui. Saya juga rajin membaca jadwal program acara TV di koran-koran tetapi tetap saja tidak ada kejelasan penayangan serial ini. Karena saking penasarannya, rasa ini terbawa hingga sampai saya menjadi mahasiswa di Jakarta. Setelah mendapat informasi dari teman di kampus, di daerah Glodok terdapat penjualan kaset dvd film asing salah satunya film korea. Tanpa ba bi bu lagi saya langsung mendarat disana. Sebelumnya saya pernah ke pasar glodok beli kaset game. Pertama kali sampai di Pasar Glodok dan memasuki stan-stan penjualan dvd, saya dibuat takjub dengan bisnis kaset dvd  yang begitu menggurita disini. Banyak sekali toko-toko penjualan kaset dvd berjejalan dari emperan luar hingga ke dalam dalamnya. Waktu itu film bioskop lagi sedang santernya film kiamat 2012 yang dibintangi aktor John Cusack. Saya sebagai saksi mata disitu melihat dengan jelas beberapa karyawan sedang sibuk mengepak ratusan kepingan dvd ini ke dalam bungkusannya dan hampir semua toko/stan melakukannya. Ajaib!! Entah kaset itu ilegal atau tidak, saya tidak ambil peduli. Akhirnya saya disini pun mendapatkan kaset dvd bajakan serial ini.  Setelah hampir menunggu tujuh tahun lamanya, saya pun akhirnya bisa menonton dengan komplit sampai episode terakhir. Wah senangnya.
Berikut sinopsis Love Story in Harvard yang ingin saya bagikan. Pokoknya serial ini  highly recommended  bagi kalian yang memang demen dengan pernak pernik berbau korea. Bintang filmnya adalah Kim Rae Won dan Kim Tae Hee, artis favorit saya yang bermata indah dan terkenal lewat film Iris. Film Love Story in Harvard ini berjumlah 16 episode. Dari awal saya sudah berekpetasi tinggi bahwa serial film ini akan bagus. Dan nyatanya film ini membuat saya sukses mendekam di kamar dan larut menikmati film ini. Film yang membuat saya terkantuk-kantuk di kelas selama 3 hari karena begadang menonton filmnya. Dari awal episode sampai akhir, tidak ada adegan yang membosankan, selalu membuat saya penasaran dan ngakak abis. Romantic puool !!!
Alkisah, Kim Hyun-woo, mahasiswa baru jurusan Hukum di Harvard Law school (diperanin oleh Kim Rae won yang jauh dari kata keren mungkin karena perannya yang cupu, rajin, pinter, keras kepala, idealis, dan galak tetapi manja) bertemu secara tidak sengaja dengan gadis bernama Lee Soo-in Mahasiswa Harvard Medical School (diperanin Kim Tae Hee yang sok tegar tetapi aslinya lemah lembut, yang percaya diri, rajin, sedikit tomboy dan penyayang sekali terhadap pasien2nya). Awalnya ia hanya penasaran dengan gadis ini, tidak disangka lama kelamaan malah jatuh hati padanya. Hyun-woo sekelas dengan seorang siswa yang juga saingan beratnya dalam kuliah, Hong Jung min.
Ternyata nantinya Jung-min tidak hanya rival dalam kuliah tapi juga dalam merebut perhatian Soo in. Namun, pilihan Soo-in jatuh pada Hyun woo. Kerendahan hati pria itu telah membuat jantung gadis ini berdetak lebih cepat dari biasanya. Tinggal seatap di asrama semakin mendekatkan hubungan keduanya. Kedekatan ini membuat mereka bersemangat belajar untuk lulus tepat waktu dan pulang kampung membangun negara asalnya.
Masalah pertama muncul saat Soo-in, yang merupakan mahasiswa kedokteran disana, menghadapi situasi sulit saat ia harus menyelamatkan seorang pria yang terhambat penafasannya. Sebagai seorang mahasiswa, ia tidak diperbolehkan melakukan praktek kedokteran tanpa ijin.Namun karena keadaan genting dan tidak ada dokter saat itu, Soo-in terpaksa mengambil tindakan demi menyelamatkan nyawa pria itu. Tindakan nekatnya membuahkan hasil tuntutan dari pihak keluarga karena merasa nyawa si korban dipertaruhkan di tangan seorang mahasiswa biasa. Karuan saja hati Soo-in kacau, ia bisa kehilangan beasiswanya untuk kuliah disana.
Mengetahui masalah ini, Hyun-woo berusaha sekuat tenaga mengumpulkan bukti-bukti untuk menguatkan posisi Soo-in dan usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil : Soo in dibebaskan dari tuduhan tersebut. Kejadian ini makin membuat cinta Soo-in pada Hyun-woo bertambah besar dan Jung-min pun semakin terbakar api cemburu. Nah ini menurut saya adegan yang paling romantis sekali dan mengharukan dimana hyung woo tiba-tiba  lari dan masuk ke ruangan pengadilan dan membela Soo In dengan mencoba mengungkapkan Good Samaritan Law yang baru saja dia pelajari  semalaman demi menyelamatkan Soo in agar tidak di drop out dari kampus. So Gentleman!!
Masalah selanjutnya. Soo-in ditugaskan untuk berangkat ke Afrika demi menjalani tugas sosial untuk membantu penduduk disana. Tak ingin menyakiti hati kekasihnya, Soo-in pun berangkat diam-diam tanpa pesan apapun. Kontan saja Hyun-woo kebingungan mencari kekasihnya itu.
Beberapa tahun telah berlalu. Hyun-woo kembali ke Korea setelah menyelesaikan kuliahnya dan kemudian menjadi seorang pengacara. Hatinya masih diliputi kepedihan akibat ditinggalkan Soo-in karena ia tak tahu bagaimana kabar wanita itu. Secara kebetulan, Soo-in dan Jung-min yang selama 2 tahun tinggal di Amerika pun ikut kembali ke negeri asal mereka. Bisa ditebak, pertemuan mereka pun terjadi.
Hyun-woo sangat senang ketika akhirnya ia bisa bertemu dengan Soo-in lagi, tapi kemarahannya belum bisa mereda mengingat cara gadis itu yang meninggalkannya begitu saja beberapa tahun yang lampau.
Jung min pun kecewa, karena Soo-in ternyata masih mencintai Hyun-woo walau telah lama berpisah dengannya. Soo-in tak ingin memperlihatkan hatinya pada Hyun-woo karena ia takut pria itu akan disakiti lagi hatinya jika mengetahui bahwa Soo-in hanya 2 bulan tinggal di Korea.
Hyun-woo dan Jung-min akhirnya dihadapkan pada sebuah kasus dimana mereka harus menjadi pihak yang berlawanan. Sementara itu Hyun-woo tetap tidak mau melepaskan Soo-in, sampai akhirnya gadis itu menyerah dan keduanya kembali bersama seperti dulu.
Gadis ini pun memberitahukan bahwa ia harus segera pergi lagi untuk menyelesaikan tugasnya. Hyun-woo pun berjanji untuk menunggunya pulang. Ini adalah adegan paling manis, disaat mereka berdua harus berpura-pura tegar disaat mengucapkan perpisahan. Hyun-woo mengantar Soo-in ke bandara.
Saat Soo-in menuju ke gerbang keberangkatan, ia tiba-tiba jatuh pingsan. Ia segera dibawa ke rumah sakit. Diketahui ternyata gadis malang itu menderita leukimia namun memilih untuk tidak mengatakan hal tersebut pada Hyun-woo.
Hyun-woo malah mengetahui hal ini dari Jung-min. Ia langsung melamar Soo-in, namun ditolak dengan alasan bahwa gadis itu tidak akan bertahan lama tanpa transplantasi sumsum tulang belakang. Berbagai rintangan mereka hadapi demi untuk bisa bersatu. Penyakit Soo-in pun bertambah parah, dan harapan untuk mendapatkan donor semakin menipis.
Untuk mendapatkan donor Hyun-woo diancam agar menyerah pada kasus yang sedang ia tangani saat itu. Hal itu dia lakukan, namun sayang janji tinggal janji, donor yang dijanjikan tak pernah muncul karena pihak-pihak jahat telah menghalangi donor tersebut.
Setelah melakukan penyelidikan yang gencar, akhirnya Hyun-woo bisa menyelamatkan donor tersebut sekaligus mengumpulkan bukti untuk menangkap pihak yang telah mengancamnya berkat bantuan dari Jung-min. Mereka pun memenangkan kasusnya dan Soo-in juga terselamatkan.
Digarap dengan serius dan menampilkan atmosfer salah satu kampus paling terkenal di dunia, Love Story in Harvard mengedepankan sisi lain dari kehidupan mahasiswa Korea di perantauan. Selain keindahan sinematografi yang menjadi keunggulan serial Korea, para bintangnya juga mampu menyedot perhatian pemirsa.

0 komentar to “Love Story In Harvard”

Posting Komentar