Dewasa ini sering kita melihat dimedia massa, baik cetak maupun elektronik, antrian panjang masyarakat mengantri dan rebutan minyak tanah.hal ini semakin menjadi semenjak mulai berlangsungnya program konversi minyak tanah ke gas elpiji yang dilakukan oleh pemerintah. Mengapa hal ini bisa terjadi ? !. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat akan sumber-sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga, termasuk faktor keamanan dalam penggunaannya. Sehingga masyarakat menjadi begitu takut untuk beralih dari sumber energi yang selama ini mereka gunakan ( minyak tanah ) ke bentuk sumber energi lain. Padahal pada kenyataannya ada begitu banyak sumber-sumber energi alternative yang dapat dimanfaatkan, terutama bagi masyarakat kita di pedesaan. Salah satunya adalah biogas.
Mungkin para pembaca masih ada yang asing dan bertanya-tanya apa sih yang dimaksud dengan biogas itu? Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organic oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen ( anaerob). Komponen biogas adalah gas metana (CH4) + 60 %, karbondioksida (CO2) + 38 %, sisanya 2 % terdiri dari N2, O2, H2, dan H2S. Biogas dapat dibakar seperti halnya gas elpiji, dalam skala besar biogas bisa digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Sumber utama energi biogas adalah kotoran ternak sapi, kerbau, babi, kuda. Berikut diberikan kesetaraan energi yang dihasilkan setiap 1 m3 biogas terhadap sumber energi lain.
Elpiji | 0, 46 kg |
Minyak Tanah | 0,62 liter |
Minyak Solar | 0,52 liter |
Bensin | 0,80 liter |
Gas Kota | 1,50 m3 |
kayu Bakar | 3,50 kg |
Potensi ekonomis biogas sangat besar, hal ini mengingat 1 m3 biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. Disamping itu pupuk organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai nilai ekonomis yang tidak kecil pula. Kotoran ternak dari 2-3 ekor sapi/kerbau, atau 6 ekor babi bisa menghasilkan 4 m3 biogas perhari ( setara dengan 2,5 liter inyak tanah ). Jadi dengan harga minyak tanah Rp. 4000/liter saat ini, masyarakat bisa menghemat Rp. 10.000/ hari atau Rp. 300.000/bulan atau sekitar Rp. 3.600.000/tahun. Nah bagaimana para pembaca ada yang tertarik untuk mulai membuat reaktor biogas dirumah anda dengan memanfaatkan. Berikut langkah-langkah untuk membuat reaktor sederhana biogas skala rumah tangga (diambil dari Dit.Pengolahan Hasil Pertanian,Ditjen PPHP - Deptan.)
SPESIFIKASI TEKNIS
1. Volume reaktor (plastik) : 4.000 liter à Bisa menggunakan drum plastik yang digabungkan
2. Volume penampung gas (plastik) : 2.500 liter
3. Kompor Biogas : 1 buah à bisa menggunakan kompor gas elpiji biasa
4. Drum pengaduk bahan : 1 buah
5. Pengaman gas : 1 buah
6. Selang saluran gas : + 10 m
7. Kebutuhan bahan baku : kotoran ternak dari 2-3 ekor sapi/ kerbau, atau 6 ekor babi.
8. Biogas yang dihasilkan : 4 m3 per hari (setara dengan 2,5 liter minyak tanah).
Keterangan :
1 = Digester ( tabung pencerna )
2 = Water Trap ( tabung perangkap uap air)
3 = Gas holder ( Penampung gas )
4 = Kompor gas/ Genset gas
A = Saluran pemasukan kotoran ternak
B = Saluran gas keluar
C = saluran pembuangan
D = bak penampung lumpur/ sludge
E = selang penyalur gas digester –water trap
F = selang penghubung water trap – gas holder
G = selang penyalur gas menuju kompor
H = selang penyalur ke genset
PERSIAPAN PEMASANGAN REAKTOR BIOGAS
1. Pembuatan lubang reaktor, panjang = 4 m, lebar = 1,1 m, dalam = 1,2 m.
2. Pembuatan meja tabung plastik penampung gas : (diameter 1,2 m) panjang = 3 m, lebar =1,2m
3. Kotoran sapi (fases) awal sebanyak 100 karung kantong semen atau karung seukurannya (100 kantong semen = 2000 lt). Persiapan awal ini untuk mempercepat produksi gas yang siap untuk digunakan (dinyalakan).
4. Drum untuk tempat pencampuran kotoran (fases) dengan air (1:1) ; 1 buah (200 liter)
5. Karung untuk tempat sisa kotoran dari proses produksi biogas
6. Kayu atau bambu untuk pagar, supaya reaktor aman dari gangguan ternak atau lainnya.
7. Terpal dan bahan lainnya untuk atap reaktor supaya terhindar dari hujan atau material yang jatuh dari atas.
CARA PENGOPERASIAN REAKTOR BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA
1. Buat campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1 : 1 (bahan biogas)
2. Masukkan bahan biogas ke dalam reaktor melalui tempat pengisian sebanyak 2000 liter, selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam reaktor.
3. Setelah kurang lebih 10 hari reaktor biogas dan penampung biogas akan terlihat mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah dapat digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan.
4. Sekali-sekali reaktor biogas digoyangkan supaya terjadi penguraian yang sempurna dan gas yang terbentuk di bagian bawah naik ke atas, lakukan juga pada setiap pengisian reaktor.
5. Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak + 40 liter setiap pagi dan sore hari. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge (lumpur) secara otomatis akan keluar dari reaktor setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas. Sisa hasil pengolahan bahan biogas tersebut dapat digunakan langsung sebagai pupuk organik, baik dalam keadaan basah maupun kering.
CARA PENGOPERASIAN KOMPOR BIOGAS
1. Buka sedikit kran gas yang ada pada kompor (memutar ke sebelah kiri)
2. Nyalakan korek api dan sulut tepat diatas tungku kompor.
3. Apabila menginginkan api yang lebih besar, kran gas dapat dibuka lebih besar lagi, demikian pula sebaliknya. Api dapat disetel sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita.
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN REAKTOR BIOGAS
1. Hindarkan reaktor dari gangguan anak-anak, tangan jahil, ataupun dari ternak yang dapat merusak reaktor dengan cara memagar dan memberi atap supaya air tidak dapat masuk ke dalam galian reaktor.
2. Isilah selalu pengaman gas dengan air sampai penuh. Jangan biarkan sampai kosong karena gas yang dihasilkan akan terbuang melalui pengaman gas.
3. Apabila reaktor tampak mengencang karena adanya gas tetapi gas tidak mengisi penampung gas, maka luruskan selang dari pengaman gas sampai reaktor, karena uap air yang ada di dalam selang dapat menghambat gas mengalir ke penampung gas. Lakukan hal tersebut sebagai pengecekan rutin.
4. Cegah air masuk ke dalam reaktor dengan menutup tempat pengisian disaat tidak ada pengisian reaktor.
5. Berikan pemberat di atas penampung gas (misalnya dengan karung-karung bekas) supaya mendapatkan tekanan di saat pemakaian.
6. Bersihkan kompor dari kotoran saat memasak ataupun minyak yang menempel.
Nah, bagaimana para pembaca sekalian mudah bukan. Selamat mencoba.