Proses peralihan kekuasaan politik setelah peristiwa G-30-S-1965/ PKI
Latar Belakang Proses Peralihan Kekuasaan pada tahun 1965
Peristiwa G 30 S PKI 1965
· Gerakan yang dilakukan oleh PKI untuk merebut kekuasaan dari pemerintah RI yang sah
Cara Mencapai Tujuan :
1. Pada tanggal 30 September 1965 menculik dan membunuh para perwira tinggi TNI AD
2. Menguasai Jakarta : menguasai studio Pusat RRI dan kantor Telekomunikasi
· Keenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut adalah:
1. 1. Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani
- Mayjen TNI R. Suprapto
- Mayjen TNI M.T. Haryono
- Mayjen TNI Siswondo Parman
- Brigjen TNI DI Panjaitan
- Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
- Jenderal TNI A.H. Nasution seorang target namun selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Namun ajudan AH Nasution, Lettu Pierre Tandean tewas.
Penumpasan G 30 S PKI
· Mayjen Soeharto selaku Pangkostrad mengambil alih pimpinan pimpinan AD karena Men/Pangad tidak dapat menjalankan tugas.
· Operasi penumpasan : Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pimpinan Sarwo Edhi Wibowo.
Bentuk Operasi Penumpasan
• Merebut kembali studio Pusat RRI dan Kantor Pusat Telekomunikasi
• Membebaskan pangkalan udara Halim Perdanakusuma
• Pengamanan kampung Lubang Buaya
• Penangkapan para tokoh G 30 S PKI
Proses Peralihan Kekuasaan Politik Setelah Peristiwa G 30 S PKI
· Kelahiran KAMMI/KAPPI
· Tritura :
- Bubarkan PKI dan Ormas-ormasnya
- Bersihkan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI
- Turunkan harga dan perbaiki ekonomi
· 3 perwira tinggi menemui presiden Soekarno di Bogor
· Isi surat : perintah kepada Pangkostrad untuk mengambil tindakan keamanan, ketertiban, kestabilan dan keutuhan bangsa.
· SUPERSEMAR
Tindakan Pengemban Supersemar
• Membubarkan PKI dan ormas-ormasnya dan menyatakan sebagai organisasi terlarang (12 Maret 1966)
• Mengamankan 15 menteri kabinet Dwikora yang tersangkut peristiwa G 30 S PKI
• Membersihkan lembaga legislatif dan lainnya dari unsur-unsur PKI khususnya MPRS dan DPR-GR
• Pembentukan kabinet Ampera : TAP No.XIII/MPRS/1966
Pasca pembentukan Kabinet Ampera :
Dualisme kepemimpinan
Sidang Istimewa : TAP MPRS No.XXXIII/MPRS/1967 : pencabutan kekuasaan dari tangan Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat presiden RI
Sidang Umum V : TAP MPRS No. XLIV?MPRS/1968 : pengangkatan Soeharto sebagai Presiden RI
Muncul :
ORDE BARU