A. PENGERTIAN
Virologi ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus. Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua kelompok ini saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi.
Virologi memiliki posisi strategis dalam kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat bagi industri farmasi dan pestisida. Virologi juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran, kedokteran hewan, peternakan, perikanan dan pertanian karena kerugian yang ditimbulkan virus dapat bernilai besar secara ekonomi.
B. KALSIFIKASI DAN MORFOLOGI VIRUS
· Klasifikasi Virus
1. Berdasarkan Asam Nukleatnya Virus dibedakan menjadi:
a. Virus DNA, contohnya: Poxvirus, Hepesviruses, Adenoviruses, Papovaviruses, Parvoviruses
b. Virus RNA, contohnya: Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses, Rhabdoviruses, Picornaviruses, Togaviruses, Reoviruses, Retroviruses
2. Berdasarkan Bentuk Dasarnya, Virus dibedakan menjadi:
a. Virus bentuk Ikosahedral. Bentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi, dengan sumbu rotasi ganda, contohnya virus polio dan adenovirus
b. Virus bentuk Heliks. Menyerupai batang panjang, nukleokapsid merupakan suatu struktur yang tidak kaku dalam selaput pembungkus lipoprotein yang berumbai dan berbentuk heliks, memiliki satu sumbu rotasi. Pada bagian atas terlihat RNA virus dengan kapsomer, misalnya virus influenza, TMV.
c. Virus bentuk Kompleks. Struktur yang amat kompleks dan pada umumnya lebih lengkap dibanding dengan virus lainnya. Contoh virus pox (virus cacar) yang mempunyai selubung yang menyelubungi asam nukelat.
3. Berdasarkan ada-tidaknya selubung yang melapisi nukleokapsid, virus dibedakan menjadi:
a. Virus berselubung. Mempunyai selubung yang tersusun atas lipoprotein atau glikoprotein, contoh: Poxvirus, Herpesviruses, Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses, Rhabdoviruses, Togaviruses, Retroviruses.
b. Virus telanjang. Nukleokapsid tidak diselubungi oleh lapisan yang lain. Contoh: Adenoviruses, Papovaviruses, Parvoviruses, Picornaviruses, Reoviruses.
4. Berdasarkan jumlah kapsomernya, virus dibedakan menjadi:
a. Virus dengan 252 kapsomer, contoh adenovirus
b. Virus dengan 162 kapsomer, contoh herpesvirus
c. Virus dengan 72 kapsomer, contoh papovavirus
d. Virus dengan 60 kapsomer, contoh picornavirus
e. Virus dengan 32 kapsomer, contoh parvovirus
5. Berdasarkan sel Inangnya, virus dibedakan menjadi:
a. Virus yang menyerang manusia, contoh HIV
b. Virus yang menyerang hewan, contoh rabies
c. Virus yang menyerang tumbuhan, contoh TMV
d. Virus yang menyerang bakteri, contoh virus T
· Morfologi Virus
Gambaran struktural yang biasanya ditemukan pada semua virus adalah terutama genom asam nukleat dan protein pembungkus, walupun partikel virus (virion) dapat sangat bervariasi dalam hal bentuk dan ukuran.
a. Kapsid (selubung protein) terdiri banyak sub unit struktural yang berulang-ulang dan tersusun dalam pola yang sangat rapi.
1. Komponen struktural yang paling sederhana ialah suatu molekul protein tunggal yang disebut protomer.
2. Protomer individual membentuk unit struktural dasar dari virus yang disebut kapsomer.
3. Banyaknya kapsomer yang jumlahnya +3 tergantung dari ukuran dan morfologi virusnya bergantung dan disebut kapsid.
b. Nukleokapsid merupakan gabungan dari ”inti” (ceote) asam nukleat dan protein kapsid.
1. Pada banyak virus seperti virus mosaik tembakau dari virus influenza, nukleokapsid helikal, hubungan antara asam nukleat dan molekulprotein menghasilkan suatu rotasi tunggal.
2. Bentuk struktural utama kedua dari nukleokapsid viral ialah ikosahedral 9ikosahedral : ikosa =20, hedron : bidang).
· Pada virus ikosahedral asam nukleotidanya didapatkan dalam ”inti” dari struktur tersebut dan dikelilingi oleh pembungkus protein.
· Virus dengan struktur ikosahedral ditandai dengan adanya bidang-bidang segitga samasisi sebanyak 20 buah, 12 verteks, 30 sisi dan simetri rotasi rangkap 2, 3 dan 5 yang tepat.
3. Hanya ada sejumlah kecil virus yang mempunyai struktur yang kompleks dan tidak memperlihatkan bentuk simetri yang teratur (exp. Poxvirus yang berbentuk bata).
c. Nukleokapsid viral dapat merupakan suatu virion lengkap exp. Virus kapsid yang tidak berenvelop atau dapat pula dikelilingi dengan membran tipe seluler, exp. Virus yang berenvelope.
· Envelope viral seperti membran seluler yang mengandung lapisan rangkap lipida dan merupakan protein yang khas virus.
· Protein envelop yang khas virus ada 2 tipe yaitu :
1. Glikoprotein pada umumnya ditemukan sebagai struktur permukaan, exp. Seperti tonjolan atau molekul hemaglutinasi.
2. Protein matriks merupakan protein yang tidak diglikolisasi (nonglycosilated protein) yang membentuk lapisan struktural pada permukaan dalam dari envelop viral.
C. VIRUS YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL
Beberapa penyakit infeksi ini bisa menular ke bayinya melalui plasenta atau saat persalinan. Jika hal ini terjadi, kemungkinan ada komplikasi pada bayi atau mengakibatkan persalinan prematur.
1. Bakteri vaginosis
Bakteri vaginosis atau BV adalah infeksi vagina yang paling umum terjadi pada perempuan usia subur yang disebabkan ketidakseimbangan bakteri di vagina. Kena infeksi ini saat hamil berisiko terjadi kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah dan infeksi rahim setelah kelahiran.
2. Cacar air
Tidak banyak perempuan hamil yang terinfeksi cacar air hanya 1-7 dari 10.000 kehamilan. Risiko tertinggi terkena sindrom varicella kongenital (CVS) jika terinfeksi pada usia kehamilan 13-20 minggu. CVS bisa membuat cacat lahir, yang paling sering adalah terdapat bekas luka, cacat kaki, kepala yang kecil dan masalah penglihatan.
3. Klamidia
Infeksi bakteri ini memang bisa disembuhkan yang ditularkan melalui alat kelamin, oral atau anal seks. Perempuan hamil yang kena infeksi klamidia selama hamil berisiko terjadi infeksi kantung dan cairan ketuban, kelahiran prematur serta pecah ketuban dini. Beberapa studi telah menghubungkan dengan peningkatan risiko keguguran.
4. Rubella
Jika tidak kebal terhadap penyakit ini selama awal kehamilan bisa menyebabkan keguguran atau bayi berakhir dengan cacat lahir. Jika bayi lahir dengan membawa virus ini, kemungkinan besar mengalami sindrom rubella bawaan (congenital rubella syndrome/CRS).
5. Toksoplasmosis
Infeksi ini dari parasit mikroskopis Toxoplasma gondii. Meski penyakit ini tak menimbulkan gejala, tapi memiliki risiko selama kehamilan karena bisa menginfeksi plasenta dan janin. Risiko terinfeksi paling besar di trimester ketiga, tapi tingkat keparahan congenital toxoplasmosis paling tinggi jika terinfeksi pada trimester pertama.
6. Cytomegalovirus
Virus ini adalah anggota dari virus herpes. Beberapa bayi terkadang tidak menunjukkan gejala saat lahir, tapi bayi yang mengalami congenital cytomegalovirus pada awalnya akan mengembangkan gangguan pendengaran dan komplikasi infeksi di bulan atau tahun berikutnya.
7. Fifth disease
Penyakit ini disebabkan oleh parvovirus yang berada dalam darah dan diinfeksi melalui plasenta. Infeksi ini bisa menyebabkan keguguran atau membuat bayi ikut terinfeksi.
8. Flu
Beberapa virus flu bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti pneumonia dan persalinan prematur yang membuat bayi berisiko mengalami gangguan kesehatan.
9. Kencing nanah
Jika memiliki infeksi ini berisiko tinggi mengalami keguguran, infeksi kantung dan cairan ketuban, kelairan prematur, ketuban pecah lebih dini, preterm premature rupture of membranes (PPROM) serta risiko infeksi rahim.
10. Hepatitis B
Beberapa orang tidak menunjukkan gejala saat terinfeksi hepatitis B, sehingga tanpa disadari bisa menular pada janinnya sehingga saat dilahirkan bayi sudah memiliki virus hepatitis B.
11. Herpes
Penularan infeksi ini melalui plasenta sejak trimester pertama. Jika bayi sudah terinfeksi, maka bisa menyebabkan cacat lahir yang serius.
12. HIV
Memiliki HIV positif berisiko tinggi melahirkan prematur, intrauterine growth restriction dan bayi yang dilahirkan meninggal. Selain itu risiko komplikasi yang tinggi juga menyebabkan sistem kekebalan tubuh yang bocor.
13. Listeriosis
Infeksi ini melalui plasenta dan cairan ketuban yang dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran bayi meninggal. Selain itu masalah lainnya adalah infeksi darah, luka, kesulitan bernapas, demam, lesi pada beberapa organ serta infeksi sistem saraf pusat.
14. STD
Infeksi pada bayi yang baru lahir bisa mengancam hidupnya dan menyebabkan gangguan kesehatan yang ireversible. Selain itu juga meningkatkan risiko keguguran, prematur, ketuban pecah dini, infeksi rahim serta bayi lahir dengan kondisi meninggal.
15. Sifilis
Sifilis bisa menginfeksi sistem saraf pusat di otak dan sumsum tulang belakang, meningitis, kejang, kebutaan, kehilangan pendengaran, demensia serta masalah pada saraf tulang belakang.
16. Trichomoniasi
Infeksi trich selama hamil dikaitkan dengan risiko kelahiran prematur, ketuban pecah dini, berat badan bayi lahir rendah serta berisiko rentan terkena HIV.
17. Infeksi saluran kemih
Jika infeksi ini tidak diobati maka akan meningkatkan risiko kelahiran prematur serta berat badan bayi lahir rendah.
D. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN VIRUS
Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.
Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus. Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik. Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.