1. Pembuatan animasi stop-motion seperti Shaun the Sheep sangat rumit. Dalam satu hari, para animatornya hanya merekam adegan berdurasi 7 detik. Lalu dibutuhkan 1 minggu untuk menyelesaikan satu episode berdurasi 7 menit.
2. Semua properti dibuat dengan tangan. Misalnya meja, handuk, mainan Timmy, dan sebagainya. Ukurannya serba mungil. Makanya engga heran kalau pembuatannya beresiko. Ya, jari-jari para pembuat properti bisa saja terluka terkena pisau atau terbakar terkena lem panas.
3. Untuk membuat domba, para kru membentuk dulu tubuhnya. Lalu, melapisinya dengan bulu domba. Bulu domba dibuat agak kotor agar alami. Kemudian, tubuh domba ditempeli kaki-kaki. Setiap tokoh mempunyai beberapa tubuh dan kaki. Setelah selesai, barulah dipasang kepala dan mulutnya.
4. Setiap tokoh memiliki beberapa mulut yang bisa dipasang dan dicopot. Tujuannnya, agar para animator bisa menggerakkannya sesuai adegan. Berapa jumlah mulut Shaun? Ia dan domba-domba lain memiliki sekitar 5 mulut. Pemilik peternakan atau The Farmer punya 16 mulut. Kalau Bitzer punya 8 mulut.
5. Rumput-rumput pertanian dibuat dari kain felt yang dicat hijau. Rumput itu dibentangkan di atas lapisan baja. Fungsinya untuk menempelkan pohon, rumah pertanian, lumbung, dan properti lain yang telah dipasangi magnet.
6. Shaun dan domba-domba lainnya tidak punya kelopak mata. Karena itu, para animator menempelkan lengkungan warna ungu pada mata domba. Fungsinya, agar mata domba tampak berekspresi. Misalnya tampak berkedip atau mengantuk.