Sabtu, 26 Februari 2011

CERPEN : BOLA MATA

,
 Ketika kedua bola mata ini hanya dapat melihat satu wajah,dunia terasa seperti berhenti dalam porosnya.             Langit malam ini begitu indah,terlihat bintang yang menemani rembulan menari dengan senyuman,sama seperti suasana hatiku saat ini.Ini seperti aku berada didalam surga,bukan didalam dunia.Mataku tidak lelah untuk terus menatap langit dari balik kaca café.Sesekali aku menyeruput capuccino,sambil menanti seorang pangeran yang berjanji untuk membuat malamku ini tidak dapat terlupakan,dan selalu tersimpan di memori ingatanku sekalipun aku harus amnesia.             Rembulan,mengajakku tuk memutar kembali kisahku dengannya.             Aku,mengenalnya sudah terlalu lama.Rasa yang kusimpan juga sudah sangat lama.Awal pertemuanku dengannya.saat dia menjadi murid baru di sekolahku dulu,dan dia tidak dapat menggunakan bahasa indonesia dengan baik.Karena dia pindahan dari korea.Sebelumnya,dia pernah belajar bahasa Indonesia selama tiga bulan,tapi waktu yang singkat itu,membuat dia belum sepenuhnya memahami arti bahasa yang selalu aku gunakan untuk berkomunikasi dengan teman-teman yang lain.             Semua anak dikelasku menjauhinya begitu juga dengan kerja kelompok,tidak ada satupun orang yang ingin satu kelompok dengannya.Bukan karena dia sombong,angkuh atau egois.Tapi karena dia suka tidak nyambung jika berbicara dengan orang lain.Aku selalu memperhatikannya,karena aku simpati dengan dia.Setiap istirahat,dia selalu berada dipojok kelas,memakan bekalnya sendirian.             Suatu hari,hatiku tergerak untuk mengajak dia makan bersama.Dia memperkenalkan namanya “Kim Jung Woo”.Aku tahu nama dia,karena nama dia satu-satunya nama terunik disekolahku,dan akkupun sebaliknya memperkenalkan namaku “Yuna”.Awal dia kaget saat aku mendekatinya,kenapa aku ingin berteman dengannya?.Aku hanya ingin membantu dia untuk dapat berbicara bahasa indonesia dan mempunyai banyak teman.             Ternyata sangat sulit untuk mengajarinya,ada beberapa kata indonesia yang dia lafalkan begitu lucu,membuatku selalu tertawa lepas.Setiap sore aku selalu bermain dengannya,karena ternyata rumahku dengan rumahnya hanya beda beberapa gang saja.             Aku semakin dekat dengannya.Aku tidak ingin terpisahkan dengan dia,bahkan saat kami berada di bangku Sekolah Menengah Pertama,aku dan dia memilih sekolah yang sama.Ya,persahabatanku dengannya sudah hampir tiga tahun.Sekarang aku dan dia sudah menduduki bangku kelas 2 smp.             Sekarang,dia sudah lancar menggunakan bahasa yang dulu tidak dapat dia gunakan.Dia anak yang pintar,Cepat menangkap apa yang guru ajarkan atau apa yang orang katakan.Bahkan sekarang dia selalu juara kelas,dan dia yang selalu mengajariku pelajaran yang tidakku mengerti.             Sore hari,dia mengajakku jalan-jalan,dengan menggunakan motor barunya.Yeah,dia sudah mulai lancar menggunakan motor,dan aku orang yang pertama kali diboncengi dia.Pertama memang aku meragukan dia,apakah dia bisa menyetir dengan benar atau tidak?.Tapi saat aku sudah berada di atas motor,aku percaya dengannya bahwa dia sudah ahli mengedarai motor bebeknya.Aku dan dia bercanda-canda dimotor,sampai sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak kita.Motor dia hancur,dan aku terpental lumayan jauh,sampai mataku terbentur suatu benda keras dan mengeluarkan darah segar.Dia…Aku tidak tahu,apakah dia terpental juga atau…             Aku,tersadar bahwa aku sudah berada di rumah sakit,secara perlahan aku membuka mataku dan kepalaku sedikit pusing.Gelap..itu yang ku lihat pertama kali.Tidak ada bentuk apapun yang dapat ditangkap oleh mataku.Cahayapun tidak dapat ku lihat,hanya cahaya berwarna hitam.Aku mulai shock,dan bertanya-tanya ada apa dengan diriku?Terutama dengan kedua mataku ini?? Keluargaku,secara perlahan memberi tahu,bahwa aku mengalami kebutaan,karena kornea mataku rusak dan harus segera mencari pendonor kornea mata.Oh..Kenapa aku bisa seperti ini?Sungguh ini meenyakitkan namun sangat menyakitkan lagi saat aku mengetahui bahwa Jung Woo meninggal dan menyerahkan kornea matanya padaku.Bahkan aku tidak dapat menghadiri upacara pemakamannya karena pada hari itu juga aku harus menjalani operasi dan dia dimakamkan di negara asalnya.Ini semua seperti mimpi buruk,yang tidak ingin aku alami.             Aku membuka mataku pasca operasi seminggu yang lalu.Aku dapat melihat!Tapi penglihatanku hampa sama seperti hatiku saat ini.             Hari ini,Ronald,teman sepermainanku di rumah yang aku kenal sejak pertama kali aku masuk sma,tanding balap mobil liar.Dia tidak mengundangku,karena dia tahu tempat seperti itu tidak cocok untuk aku datangi.Tapi dirumah sangat membosankan,tidak ada kegiatan yang dapat aku lakukan,lagipula aku juga ingin mensuport teman super gantengku ini,makannya aku datang untuk menghilangkan kejenuhan  dan penasaran.Aku datang,Ronald terkejut.Dia menghampiriku,menyuruhku berdiam diri saja di barisan penonton,dan jika ada sesuatu yang terjadi pada dirinya,anggap saja kita tidak saling kenal.Hmm..membuatku bingung,namun tidak ku hiraukan.Ronald bersiap-siap memasuki mobilnya,semua orang berteriak menyebut-nyebut nama Ronald dan Wora.Ya,Wora itu saingan Ronald.Wora datang,dengan jaket berwarna hitam.Astaga,matanya,hidungnya,bibirnya mengingatkanku pada “dia”.Tidak berhenti aku menatapnya,begitupun dengan Wora,tidak berhenti melihatku sampai salah satu temannya berteriak “Wooi,Wora cepat masuk mobil!”.             Mobil Ronald,dan Wora selalu bersaingan dan memperebutkan posisi paling depan.Yap,semua orang mulai tegang saat kedua mobil itu mendekati garis finish.Mobil berwarna hitam yang melewati garis finish terdahulu,dan selang beberapa detik,mobil berwarna putih melewatinya juga.Itu berarti ronald kalah.Sedih.             Wora,mendatangi Ronald,menagih utang taruhannya.Namun Ronald tidak dapat memenuhi utang itu,karena memang dia tidak ingin dan tidak punya.Sesuai perjanjian,bodyguard Wora melayangkan tangan-tangannya ke tubuh Ronald,sampai dia tersungkur lemah.Aku yang hanya menonton itu,tidak dapat tinggal diam.Aku berteriak dan berlari menghampiri ronald.Aku mengaku bohong,kalau aku pacar lelaki yang sedang tidak berdaya di aspal itu.Aku mengangkat kepala ronald dan meletakkannya di pahaku.ronald dengan suara terbata-batanya “ini bahaya buat lo,kenapa lo selalu bandel,dan gak mau dengerin omongan gw?”.Dengan air mata yang menetes aku memberikan penjelasan “karena gw gak mau liat lo terluka seperti ini”.             Sudah dua minggu aku menjalin hubungan dengan Wora,secara terpaksa.Sesuai perjanjian hanya sebulan aku menjadi perempuannya,dan habis itu aku dapat menjalani hidupku seperti dulu.Berarti tinggal dua minggu lagi.Tapi….Ada sesuatu yang membuatku berat untuk berpisah dengannya.Entah kenapa,sifat dia,kelakuan dia selalu membuatku teringat dengan “Kim Jung Woo”.Dia selalu tahu apa yang aku suka dan apa yang tidak aku suka.Padahal sedikitpun,aku tidak pernah memberitahu dia.Dan satu hal lagi yang membuat diriku bertanya-tanya,dia semakin akrab dengan orang tuaku,seperti “Jung Woo” yang selalu bercanda dengan Mami dan Papi.Aneh.             Seperti biasa aku menunggu Wora di depan gerbang kampus,tapi yang datang menjemputku Ronald.Sudah sangat lama aku tidak bertemu dengannya,sejak kejadian malam itu.Wora meminta bantuan Ronald untuk menjemputku,karena hari ini dia ada urusan yang bentrok dengan waktuku pulang kampus.Bahagia,liat Ronald sudah tidak kenapa-kenapa.Wajah gantengnya sudah terlihat lagi.Ronald,lelaki yang selalu dikagumi oleh para kaum hawa.Dia memliki hidung mancung,bola mata berwarna almond,dan tekstur wajah blasteran.Yak,dia memang mempunyai wajah campuran Belanda dan jawa.Ronald mengajakku untuk makan siang disebuah restoran.Kita memilih tempat dipinggir kolam ikan.Suara air mancur yang berada di tengah kolam,menemani makan siang kita.Aku mengungkapkan perasaan senangku melihatnya,dan tidak berhenti untuk tersenyum,Ronaldpun demikian mengungkapkan kerinduannya kepadaku.             Kenyang,dan kami masih duduk santai disana sambil bercanda-canda.Tiba-tiba saja,Ronald menggenggam tanganku,dan menatap tajam kearahku.”Yuna,sebenarnya,sejak lama aku menyimpan rasa ini.Aku,mencintaimu.Hati aku tersiksa,saat aku harus menyerahkan kamu kepada wora.Lebih baik aku mati saat itu,daripada harus melihat kamu bersamanya,walau hanya sebulan.Mungkin ini konyol,tapi aku serius.Dan dua minggu ini,aku tidak bertemu denganmu,itu membuat hatiku terasa kehilangan.Maukah kamu menjadi wanitaku?”Ronald,mencurahkan seluruh perasaanya kepadaku.Aku hanya,melotot,tidak dapat percaya,ternyata dia menyukaiku.Berat hati aku harus mengatakan ini “Ronald,aku juga merasa kehilangan saat kamu hilang begitu saja sejak malam itu,tapi sungguh,tidak pernah terlintas dipikiranku kalau aku menyayangimu melebihi sahabat.Sudah ada yang menepati ruang hatiku sejak dulu,dan aku rasa kamu tahu itu siapa.Setelah aku mengatakan ini apakah kita bisa menjadi sahabat selamanya?”.”Tapi dia sudah tidak ada,kenapa kamu tidak memberiku kesempatan?”Ronald tetap memaksa,agar aku dapat menjadi pacarnya.”Karena cinta pertama itu,selalu hidup dihatiku dan tidak akan pernah mati sampai kapanpun.Aku harap kamu mengerti”Aku meneteskan air mata.”Ya,aku mengerti,maaf jika aku memaksa”.Aku hanya mengangguk pelan.             Duduk dibawah pohon beringin sambil menikmati eskrim,sungguh membuat sore hari ini menjadi indah,apalagi didukung dengan angin yang berhilir.Wora,mengajakku ke sebuah taman,dan membelikanku eskrim coklat.Duduk berdua dibawah pohon,seperti pasangan kekasih yang menikmati dunia milik berdua.Lagi,lagi dan lagi Wora mengejutkanku dengan meluncurkan sebuah kue cubit kesukaanku di depan mata.Sikap dia yang selalu tau tentang apa yang kusuka,membuat diriku resah dan penasaran.Oke,kali ini aku harus tanya,dari siapa dia tahu aku menyukai kue cubit ini sedangkan Ronald saja,tidak tahu aku menyukai kue semacam ini dan menanyai semua hal yang dia ketahui tentangku.Aku beranjak dari tempatku duduk,dan berdiri di depannya.”Kenapa sih lo,harus tau apa yang gw suka.Darimana lo tahu semua ini?”.Wora hanya tersenyum saja menanggapi pertanyaanku.Dia mengajakku untuk pulang.Sebal,jengkel,dia tidak mau menjawab pertanyaanku.Wora tiba-tiba menghentikan langkah kakinya,dan mengucek-ngucek matanya sendiri.Seperti ada gangguan di indera penglihatannya.Baru saja aku mau bertanya,dia sudah menjawab pertanyaanku “Kelilipan”.             Hujan dimalam hari,membuat udara semakin sejuk.Sore tadi,hatiku merasa seperti berada diatas awan,entah melayang kemana.Eitss,ada apa dengan hatiku ini?Apa iya,aku menyukai Wora?Lelaki bermata sipit itu?hmmm..Mami membuyarkan lamunanku dengan kata-katanya.Ya,aku sangat terkejut dan langsung berlari kemobil bersama mami dan papi ke rumah sakit.             DI luar ruangan kamar 300,sudah ada dua orang menunggu dengan raut wajah yang terlihat sangat sedih.Aku,tidak asing lagi melihat wajah mereka.Mami  dan Papipun juga langsung menanyakan keadaan pasien yang ada didalam dengan mereka secara akrab.Kedua orang itu,mirip dengan orang tua “Jung Woo”.Apakah yang ada di dalam kamar itu “Jung Woo”?Aku hanya terdiam,dengan otak yang dipenuhi dengan banyak pertanyaan.Wanita cantik dengan sedikit wajah keriput menghampiriku.Mengajakku duduk.Dia memecahkan keheningan dengan suara lembutnya “Yuna sudah cantik ya sekarang,beda dengan yang dulu”.Dugaanku sepertinya benar,dia tante Hye Sun,ibunya “Jung Woo”.”Yuna,tante sudah tahu apa yang Jung Woo lakukan selama ini.Anak laki-laki yang selama ini selalu bersama kamu,itu adalah Jung Woo.Dia tidak meninggal.Delapan tahun yang lalu,tante dan om terpaksa harus berbohong sama kamu,karena keinginan Jung Woo.Karena dia ingin menebus kesalahannya untuk mendonorkan matanya ke kamu,dan dia tidak ingin ketika kamu melihatnya,Jung Woo dalam keadaan buta,karna itu akan membuat kamu semakin sedih dan merasa bersalah.Terpaksa tante harus bilang kalau dia sudah tiada.Jung Woo,berusaha keras untuk mencari pendonor kornea mata,dan dia menemukannya.Dia juga berusaha keras untuk mengikuti kelas axeliarasi,agar dapat cepat-cepat selesai kuliah dan menemui kamu.Tapi setahun yang lalu,setelah di wisuda,dokter mengatakan bahwa ada kelainan di kornea matanya,yang dapat mengakibatkan kebutaan,dan harus mencari pendonor baru.Saat itu,sebelum akhirnya dia buta lagi,dia ingin bertemu kamu dan mengungkapkan perasaannya.Tadi malam,dia jatuh pingsan dikamar mandi.maafin tante,om dan Jung Woo ya,harus berbohong sama kamu”tante Hye Sun menjelaskan semuanya.Jung Woo,cinta pertamaku ternyata dia selalu hidup dimanapun itu.”Tante,jangan merasa bersalah aku sangat bersyukur karena dapat bertemu dengan Jung Woo lagi”.             Aku duduk disamping tempat tidur Jung Woo,sambil menggenggam tangannya,berharap dia sadar.Wajahnya pucat. Doaku terkabul,dia sadar dan tersenyum padaku.”Aku sudah tahu semuanya Jung Woo”kataku dengan sebuah perasaan yang tidak dapat digambarkan.Jung Woo tersenyum,yang mengartikan dia lega penyamarannya sudah berakhir.Aku memeluknya.Jung woo berbisik “Saranghaeyo*.Aku harap kamu bisa menungguku,setelah aku pergi ke Amerika untuk operasi kornea mata”.Tentu saja aku akan menunggunya,walaupun itu waktu yang sangat lama.             Jung woo pergi,dan aku masih tetap disini untuk mengurus skripsiku.Kita berjanji,untuk bertemu setahun lagi dikafe coffe,tempat dimana waktu kita sd ingin sekali untuk memasukinya,namun dengan usia yang masih ingusan dan uang jajan yang sangat minim kita mengurungkan niat untuk membeli capuccino ditempat itu.             Malam spesial ini,pangeran itu datang,mengulurkan tangannya,dan mengajakku berdansa sambil menikmati kembang api di atas langit berbintang :). * (Aku mencintaimu)

0 komentar to “CERPEN : BOLA MATA”

Posting Komentar