Sabtu, 26 Februari 2011

CERPEN : DALAM 2 JAM DI MALAM MINGGU

,
            “Hmmm.... Malam yang indah”, keluh ringan sambil kupingin MP3 via headset lewat hape SE W380i di telinganya (Zi merasakan itu pada malam Minggu yang selalu di rayakannya sendiri tanpa teman maupun pacar di teras rumah kosnya).         

Yupp! Malam Minggu. Sebenarnya dia trauma dengan malam Minggu. Ya... tau sendiri lah kenapa. Itu mengingatkan dia akan kejadian yang telah merenggut cinta pertamanya. Tapi gak setiap malam Minggu dia sedih. Itu semua di dukung bila Zi merasakan betapa sepi hidup sendiri. Bukannya dia tidak ingin hang-out bareng teman-temannya, tapi karna dia lebih baik sendiri menyepi seperti itu dari pada jadi kambing congek ato orang bilang jaga nyamuk (derita banget ya. Hahahaha). Yupp! Itulah istilah bagi orang yang nemenin orang lagi pacaran. Menurut Zi, itu keadaan yang sangat menyedihkan dan membuat dia terpuruk sekali.          

Tak perlu kau tanya lagi         
Siapa pemilik hati ini         
Kau tau....        
Pasti dirimu....        
Tolong lihat aku        
Dan jawab pertanyaan ku        
Mau dibawa kemana hubungan kita...        
Jika kau terus menunda-nunda        
Dan tak pernah nyatakan........          
“Cinta”.         
“Suara siapa tuh! Paling juga Bang Naldi, anaknya buk kos. Diakan emang gitu selalu nyamber aja kalo ada orang nyanyi-nyanyi”.         
Mau dibawa kemana hubungan kita...        
Jika kau terus menunda-nunda        
Dan tak pernah nyatakan....... Mau di Bawa Kemana - Armada          
“Cinta”, suara itu nyamber untuk kedua kalinya.         
“Ihh Bang Naldi ini seneng kali lah gangguin Zi. Zi taunya suara bang tu lebih oke dari Zi. Huuuuh! Dasar!”, oceh Zi tanpa menghiraukan siapa yang berdiri di bibir pintu.         
“Zi...”, panggil cowok yang menguntit nyanyiannya itu namun Zi mengabaikannya.         
“Zi...”. lagi-lagi Zi menghiraukannya dan tetap menggoyangkan kepala, jari tangan dan menghentakkan kaki reaksi betapa enaknya lagu yang didengarnya.         
“Zi!!!”, co itu mengeraskan suaranya.         
“Kenapa abang!!!???”, jawab Zi kaget sambil melepaskan headset sebelah kanannya dan menoleh ke belakang.         
“Rio???”, mata Zi terbelalak dan Zi lebih kaget serta penuh keheranan melihat makhluk adam yang sedang tersenyum malihat reaksinya.         
Rio. Dia itu adalah mantan Zi setengah tahun yang lalu. Rio itu orangnya baik, ramah, romantis, smart dan berfikiran dewasa. Cowok yang bernama lengkap Rio Zein ini teman satu kampusnya Ardi, temen Zi yang dia kenal semasa SMP dan dia juga yang ngasi nomor hape Zi ke Rio. Dan cowok tinggi plus supel ini berhasil ngedapatin hati Zi setelah pe-de-ka-te selama 1 bulan doang. Kebayangkan gimana Zi klepek-klepek di bikinnya di mulai dari puisi tiap pagi, siang, sore dan malam via sms dan extra perhatian yang dicurahkan Rio buat Zi. Sayangnya Hubungan yang mereka rajut tidak bertahan lama. Dihari ke 5 pacaran, setelah sehari mereka jalan bareng, Rio memutuskan Zi tanpa alasan yang pasti via sms. Namun Zi nerima itu dengan sikap yang dewasa. Semenjak itu Rio tidak pernah lagi berkomunikasi apalagi menemui Zi. Itulah sebabnya Zi sangat kaget dengan kedatangannya malam ini.             “
Iya zi, ini Rio”, sahut Rio dengan gantle.         
“Duduk io. Ntar pendarahan pulak. Kan Zi juga yang repot. Habis rumah Rio kan jauh dari sini. Hehehehe. Gak kok becanda”, canda Zi yang selalu ingin di setiap suasan rame apalagi dengan keadaan yang bakalan canggung ini, pikirnya.         
Rio tersenyum dengan sindiran Zi barusan. “Ya elah... malah bengong. Ayo duduk Io.”         
“Iya Zi”, Rio segera duduk di kursi sebelah Zi.         
“Kok Rio  tiba-tiba ada di sini si? Ngagetin aja. Cari siapa dan ada perlu apa ni? Mmmm... coba Zi tebak ya. Pasti pacar Rio anak kos sini ya? Rio kesini mau ngapelin dia ya kan? Siapa namanya Io, mana tau teman berantem Zi di sini. Kamar berapa. Blok berapa”, tanyak Zi penasaran dengan penuh semangat walaupun hatinya gag se-semangat ucapannya.         
“Hehehehehe... kebanyakan ya pertanyaannya. Heheheheh....,” tambah Zi sembari menggelus-elus tengkuknya saking saltingnya.         
“Gak kok Zi. Rio itu kesini cari Zi dan pasti perlunya juga sama Zi”, jawab Rio santai.         
“Zi??? Emang Zi ada hutang ya sama Rio. Perasaan gag deh”, keheranan yang ditunjukkan Zi dengan mengerutkan kening dan menggigit bibirny.         
“Zi ini memang gak pernah berubah ya. Humornya tetep aja masih eksis”.         
“Ya habis Zi bingung aja gitu sama kedatangan Rio yang macam setan ini. tiba-tiba nongol di depan pintu. Pikir Zi siapa eh rupanya siapa. Emang ada apaan Riooo????”.         
“Ehm. Ehm. Hahahahausss!!!!”, sindir Rio.         
Sindiran Rio yang berhasil dimengerti dan sekaligus mematahkan penasaran Zi namun sifat tak mau kalah  Zi berhasil mematikan sindiran Rio. “Mmmm.... Gak lihat apa Zi lagi berdiri. Inikan mau balik ke kamar ambil minum buat Rio. Tunggu bentar ya”, Zi segera jalan namun sambil menundukkan kepalanya sebagai simbol rasa malu.             
“Ayo Io diminum, gak usah malu-malu. Silahkan”, tawar Zi menyuguhkan secangkir minuman dingin.         
“Iya Zi. Makasih ya”.         
“Ehm. Ehm. Uhukhukhuk!”, batuk sengaja.         
“Kenapa Zi? Ni minum dulu”, tawar Rio dengan minuman yang dipegangnya.         
“hehehe... Eng... eng... gak... enggak kok Io, gak apa-apa”, jawab Zi ragu dengan sindiran yang di berikannya agar Rio segera mengatakan apa maksud kedatanganny.          
“Well”, ucap cowok itu singkat dan meneguk minumannnya.             Diam. Zi gak tau mesti mulai dari mana. Mencari kesibukan lewat hape yang di pegangnya. Sementara Rio tak mau kalah dengan Zi. Dirogohnya kantong celana untuk mengambil hape. Saling sibuk mengutak-atik hape. Hening semenit. Suara sepeda motor lalu lalang menjadi latar suara.         
“Hhhmmmm…..,” dengus Zi.         
“Kenapa Zi?,” Rio penasaran.         
“Ini. Hape Zi sepi pelanggan. Nggak ada begetar. Nggak da pesan or telfon masuk. Biasanya ramelah….”         
Rio terdiam. Mengerutkan keningnya. Menyipitkan kedua matanya sesekali melirik keraut wajah bosan Zi. Tak lama, tersenyum. Kembali menatap layar hape.         
Hape Zi bergetar. Dibetulkannya posisi duduknya. Mencari PW. Lekas dia membuka kunci HandPhonenya. “Nomor baru??? Siapa ya… Hmmm….,” penasaran. Sedangakn Rio memerhatiin tingkah Nezi yang alangkah senang mendapatkan Handphonenya berfungsi sesuai yang dinginkannya.             
From : 087800997754
To : 083193327587
Hi Nezi…
Q tau kamu lagi bosan,
mknya q sms kamu.

From : 083193327587
To : 087800997754
Hi juga…
Kok kamu tau q lagi bosen???
Emang kamu siapa?

From : 087800997754
To : 083193327587
Ya taulah…
Q kan selalu memperhatikanmu.
Kamu aja yang gak sadar.
Hhmmm….
Q orang yang masih sayang sama mu.

From : 083193327587
To : 087800997754
Thankz. Dah merhatiin q.
Yang masih sayang???? S
iapa sih ya??

From : 087800997754
To : 083193327587
Penasaran ya…          

Zi tak membalas pesan singkat itu. Tak henti otaknya berputar dengan identitas si pengirim pesan misterius itu. “Rio, tau no ini gak?” menyodorkan layar HandPhone. Rio menggelengkan kepalanya. Diletakknya HandPhonenya di meja.          
“Udah ditanya itu siapa?” Rio penasaran.         
“udah Io, tapi dia gag kasih tau.”         
“Kok gag di balas smsnya?”             “
Males ah…. Paling orang iseng gaje gitu yang ngerjain Zi.”
“Ngerjain gimana? Emang sms paan?”         
“Katanya, dia orang yang selalu memperhatikan Zi dan orang yang masih sayang sama Zi.”         
“Ouh ya…. Nanti emang iya. Nyesel loh.”         
“Kok nyesel pulak?”         
“Iyalah, Zi gag tau siapa yang dah jadi penggemar rahasia Zi.”         
“Salah Io, yang mestinya nyesel itu ya dia. Kalo emang bener dia sayang ma Zi, pasti dia gak mau Zi diambil orang lain dan otomatis dia terus berusaha untuk deket sama Zi. Kalo Zi mah biasa aja. Penasaran juga sih. Tapi bukan salah Zi kalo suatu saat Zi jadian sama cowok lain. Iya kan????”         
“Hmmm…. Iya juga ya….”          
Selang beberapa detik Hape Zi didatangi pesan baru dari si pengirim pesan misterius.    
From : 087800997754
To : 083193327587
Kok gak dibalas sms q??
Marah  ya? Maaf deh…

From : 083193327587
To : 087800997754
Gak kok Zi gag marah…
Paling kamu orang yang iseng negerjain q kan??
Udah deh ngaku z… Iyakan….
Udah deh, kalo kek gini q males sms-an sama kamu. Da….

From : 087800997754
To : 083193327587
Yang q omongin semua itu beneran.
Q serius Zi.

From : 083193327587
To : 087800997754
Truss…. Kamu siapa????
Kalo kamu masih tetap z gak kasih tau siapa kamu, berarti bener kamu ngerjain Q.
Dan ini balasan sms terakhir dari q.

From : 087800997754
To : 083193327587
Ok.  Zi, Ni Rio.
Rio mantanmu, Rio yang sudah menyia-nyiakan orang sebaik dirimu, Rio yang masih sayang samamu dan Rio yang sekarang duduk disebelahmu.

From : 083193327587
To : 087800997754
GAK MUNGKIN….          
“Mungkin Zi.” Balas Rio langsung dari mulutnya.         
“Tapi……..????” Zi speechless.         
“Zi, Rio masih sayang sama kamu. Rio minta maaf dengan kejadian yang lalu-lalu. Rio mau nebus semua kesalahan Rio dengan menjaga Zi seutuhnya dan memberikan yang terbaik dengan tulus semampu Io.” Ungkap hati Rio.         
“Zi dah maafin Io kok.”         
“Trus??” Rio cemas.         
“Trus apanya?”, Zi bingung.         
“Masih ada tempatkan di hati Zi buat Io?” was-was.         
Zi menganggukkan kepalanya sambil tersenyum senang.             Spontan Rio memeluk Zi dengan segenap kasih sayangnya.


BY : Nezzi pandu Matsu Diasskmu2

0 komentar to “CERPEN : DALAM 2 JAM DI MALAM MINGGU”

Posting Komentar