Sabtu, 26 Februari 2011

CERPEN : CINTA DIPENGHUJUNG SENJA

,
       Bulan....bintang.....hujan dan senja.......semua hal yang selalu mengikatku dengan dirimu. bayangan dirimu selalu hadir saat hujan turun......terasa bagai ribuan kerikil tajam menghujam kedasar hatiku. saat bulan purnama bersinar dilangit di temani bintang-bintang yang bercanda riang, kudapati kenangan kita bertebaran diantarranya. saat senja tiba dipenghujung hari.........bias cahayanya yang temaram menyisakan kisah cinta kita yang tak pernah kita tau akan dimana ia berakhir. akh.......cinta kita terlalu aneh..........
                                  **************
          "hai, kamu mia ya?" tanya seorang pria padaku. aku hanya mengangguk. Sesaaat kuperhatikan pria dihadapan ku, tingginya standar, kulitnya seperti kebanyakan pria indonesia, tak ada yang istimewa kurasa, tapi saat mataku menatap matanya, rsanya seperti ada sesuatu yang berbicara dihatiku, senyumnya menggetarkan hati dan jiwaku. Akh.....apa ini yang di sebut cinta pada pandangan pertama?
         "Hello....!!!! kok malah bengong???" dia menatapku penasaran. aku salah tingkah.....
"mmm....sorry...." kataku basa basi."maaf, anda siapa ya?' tanyaku kemudian. Kutinggalkan aktivitasku menyiram tanaman, kuhampiri pria dengan senyum yang meruntuhkan hati ku itu.
"sya Firman...." katanya memperkenalkan diri.
"Mia......"
"saya yang tadi telpon mau sewa kamar di sini....." dia menjelaskan. aku mulai mengerti maksud kedatangannya. segera kuantar dia keruang tamu, dan kupanggil ayah. Tak lama ayah dan Firman terlihat asyik berbincang. hhhh......kurasakan ada getaran aneh dihatiku saat melihat dia tersenyum.
                             ******************
         Baru satu minggu Firman menempati salah satu kamar kos milik keluargaku tyang terletak di belakang rumah utama keluarga kami. Tapi pria itu telah bisa menjadi bagian dari keluarga besar kami, dia supel jadi sangat mudah menempatkan diri dilingkungan barunya. akupun sudah sangat dekat dengannya. bahkan aku merasa sudah kenal lama dengannya.
        Banyak hal-hal baru yang dia ajarkan padaku. Saat aku sedih, dia selalu biosa menghiburku, saat aku ada masalah, dia slalu hadir dengan sejuta solusi yang bisa membantuku, dan saat aku merasa putus asa, dia selalu menjadi seorang motivator untuk ku. Singkat cerita, dia selalu ada dalam setiap hari ku, mewarnai kehidupanku yang awalnya terasa begitu membosankan.
        Smuanya berubah sejak aku mengenal Firman. Saat malam tiba, aku merasa gelisah, berharap pagi segera datang. dan saat pagi datang, aku selalu berharap bahwa hari ini akan menjadi lebih panjang hingga aku punya lebih banyak waktu untuk bersamanya.
        Entah seja kapan sebuah harapan tersimpan dihatiku, setiap Firman dekat, aku berharap dan menunggu bahwa dia akan menyatakan perasaannya padaku. Tapi,.......sebulan sudah berlalu sejak kami berkenalan, kata kata itu belum juga terucap dari bibirnya. Tapi aku tetap menunggu................
                           *********************
        suatu sore, Firman datang padaku. Aku tengah bersantai diteras belakang rumahku. Dia mengajakku pergi kesuatu tempat, dengan segera ku setujui ajaknnya. Setelah berpamitan pda ayah, kami  pergi dengan menggunakan motor Firman. Dia mengajakku ke sebuah tempat yang amat idah di kota Bandung ini.......dari tempat itu hampir seluruh kota bandung dapat kami lihat, sungguh pemandangan yang indah, ditambah semburat lembayung senja yang indah melukis langit semakin menyempurnakan suasana senja itu. Diantara desir angin dan temaram senja.........akhirnya Firman menyatakan perasaannya padaku.
"Mia......aku sayang kamu, maukan kamu jadi bagian hidupku?????????" ucapnya sambil menatap mataku dan menggenggam erat tanganku.
Kurasakan getaran aneh merayap dihatiku, menjalar keseluruh tubuh ku. Akh...............tak dapat kulukiskan perasaan ku saat itu. akhirnya aku hanya dapat menganggukan kepalaku, dan sebuah senyum penuh arti terlukis dibibirku.
                                    (bersambung)

0 komentar to “CERPEN : CINTA DIPENGHUJUNG SENJA”

Posting Komentar