Kamis, 24 Februari 2011

Indikator Asam Basa

,

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah saya selaku penulis dapat menyelesaikan laporan kimia yang berjudul “Indikator Asam Basa dari Bahan Alam ” tepat pada waktunya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Guru Pembimbing Bapak Agus Wahidi, S.Pd, M.Pd  yang telah membimbing dalam pelajaran Kimia . Saya berharap dengan adanya laporan kimia ini dapat membantu kita dalam lebih memahami pelajaran Kimia khususnya “Asam Basa”.
            Adapun masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan ini. Maka dari itu, saya berharap partisipasi anda dalam menyunting laporan ini demi kesempurnaan laporan ini
            Atas partisipasinya saya ucapkan Terima Kasih.



Singkawang,  20 Februari 2011




Penulis



Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………………….2
Daftar isi…………………………………………………………………………...3
Daftar Gambar……………………………………………………………………..4

A.    Tujuan................................................................................................................5
B.     Alat dan Bahan..................................................................................................5
C.     Cara kerja……………………………………………………………………...7
D.    Data Pengamatan……………………………………………………………..11
E.     Landasan Teori dan Analisis Data…………………………………………...12
F.      Kesimpulan…………………………………………………………………..15
G.    Daftar Pustaka………………………………………………………………..16



Daftar Gambar
Gambar Alat dan Bahan…………………………………………………………...6
Gambar Hasil Percobaan ………………………………………………………...11



PRATIKUM KIMIA
A.    Judul
Indikator Asam Basa dari Bahan Alam

B.     Tujuan
Menentukan bahan-bahan alam yang dapat digunakan sebagai indicator asam atau basa.

C.    Alat dan Bahan
Alat :

Bahan :

Pipet tetes
1 buah
HNO3
20 mL
Penggerus
1 buah
NH3
20 mL
Cawan Petri
1 buah
Bunga
4 jenis warna
Gelas Beker
2 buah
Aquades
50 mL
Spatula
1 buah




Gambar Alat dan Bahan :






D.    Cara Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan, bunga yang berwarna dan penggerus






2.      Bunga yang telah disediakan digerus sampai lembut dan diberi sedikit aquades.




3.      Hasil gerusan bunga dituangkan pada cawan petri ( Atas – Tengah – Bawah )



4.      Tetesi larutan asam ( HNO3 ) dalam cawan atas dan larutan basa ( NH3 ) dalam cawan tengah



5.      Aduk hingga larutan asam atau basa tercampur dengan sari bunga tersebut dengan menggunakan spatula



6.      Amati perubahan yang      terjadi pada kedua cawan yang ditetesi larutan asam dan basa.
7.      Kemudian mengisi data pengamatan sesuai yang diperoleh dari hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan.
8.      Dan prosedur yang sama untuk percobaan pada bunga ke 2, 3 dan 4.

Hasil Percobaan


E.     Data Pengamatan
No
Jenis Bunga
Warna
Cawan Atas
Cawan Tengah
Keterangan
Awal
Akhir
Awal
Akhir
1
Kamboja
Putih
Jingga
Jingga
Jingga
Jingga
-
2
Kembang Sepatu
Merah
Merah
Pudar
Merah
Pekat
Merah
Pudar
Merah
Pekat
-
3
Alamanda
Kuning
Kuning pekat
Kuning terang
Kuning pekat
Kuning terang
-
4
Cengkodok
Ungu
Ungu
muda
Ungu tua
Ungu
muda
Ungu tua
-


Gambar Hasil Percobaan :



F.     Landasan Teori dan Analisis Data

  1. Landasan Teori
 Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa, atau netral. Alearts dan Santika (1984) melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek PH tertentu, kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira PH suatu larutan. Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapa analisa kuantitatif senyawa organik dan senyawa anorganik. (Nonimus 2008)

ASAM
Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a.       Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.
b.      Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
c.       Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).
d.      Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam.
e.       Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai
berikut :
·         Lakmus biru -> berubah menjadi warna merah.
·         Lakmus merah -> tetap berwarna merah.
f.       Menghantarkan arus listrik.
g.      Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.




BASA
Basa kalu menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisasikan  asam (H+) dan menghasilkan air (H20).

Karakteristik basa :
a.       Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.
b.      Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH”.
c.       Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).
d.      Bersifat elektrolit.
e.       Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut.
·         Lakmus merah -> berubah warnanya menjadi biru
·         Lakmus biru -> tetap berwarna biru
f.       Menetralkan sifat asam.


  1. Analisis Data
Setelah melakukan percobaan terhadap 4 jenis bunga dengan warna yang berbeda diperoleh hasil data sebagai berikut :
No
Jenis Bunga
Warna
Cawan Atas
Cawan Tengah
Keterangan
Awal
Akhir
Awal
Akhir
1
Kamboja
Putih
Jingga
Jingga
Jingga
Jingga
-
2
Kembang Sepatu
Merah
Merah
Pudar
Merah
Pekat
Merah
Pudar
Merah
Pekat
-
3
Alamanda
Kuning
Kuning pekat
Kuning terang
Kuning pekat
Kuning terang
-
4
Cengkodok
Ungu
Ungu
muda
Ungu tua
Ungu
muda
Ungu tua
-

Sari dari keempat bunga tersebut setelah ditetesi larutan  asam ( HNO3 ) dalam cawan atas dan larutan basa ( NH3 ) dalam cawan tengah diperoleh perubahan warna yang sama dari campuran sari bunga dengan larutan asam maupun basa. Sehingga, 4 jenis bunga tersebut tidak dapat dijadikan sebagai indikator asam maupun indikator basa. 

G.    Kesimpulan
Pada percobaan diatas dalam mencari indikator asam basa dari bahan alam dapat diperoleh bahwa dari keempat jenis bunga dengan warna yang berbeda tersebut yaitu alamanda warna kuning, kembang sepatu warna merah, kamboja warna putih dan cengkodok warna ungu, tidak ada yang dapat dijadikan indikator asam maupun indikator basa. Hal ini disebabkan perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi larutan  asam ( HNO3 ) dalam cawan atas dan larutan basa ( NH3 ) dalam cawan tengah diperoleh perubahan warna yang sama dari campuran sari bunga dengan larutan asam maupun basa.

Data Pengamatan  :
No
Jenis Bunga
Warna
Cawan Atas
Cawan Tengah
Keterangan
Awal
Akhir
Awal
Akhir
1
Kamboja
Putih
Jingga
Jingga
Jingga
Jingga
-
2
Kembang Sepatu
Merah
Merah
Pudar
Merah
Pekat
Merah
Pudar
Merah
Pekat
-
3
Alamanda
Kuning
Kuning pekat
Kuning terang
Kuning pekat
Kuning terang
-
4
Cengkodok
Ungu
Ungu
muda
Ungu tua
Ungu
muda
Ungu tua
-



0 komentar to “Indikator Asam Basa”

Posting Komentar