Sabtu, 26 Februari 2011

,


CHAPTER 2:
MASAK SENDIRI


 "Ociiiit!" teriak Angga yang baru pulang. Ia meneguk segelas air es. Tapi Ocit tidak muncul.
Angga membuka pintu kamar Ocit. Cewek SMA kelas satu itu sedang asyik mendengarkan lagu lewat ipod.
"Hoooooi!" teriak Angga kencang membuat Ocit terloncat dengan wajah shock. Angga terkekeh. "Mama mana?" tanyanya tanpa merasa berdosa.
"Pergi!" jawab Ocit ketus.
"Lunch-nya kok nggak ada?"
"Mama nitip duit, beli sendiri katanya."
"Masak sendiri, ah!" kata Angga seambil berjalan keluar.
Ocit mengekorinya. "Mau masak apa, Ga?"
Angga membuka kulkas, menengok apa yang bisa dimakannya.
"Telur," jawabnya sambil mengeluarkan sebutir telur. Kemudian ia menyiapkan penggorengan dan menyalakan kompor. Dengan bersiul-siul kecil ia mulai memasak. Ia memang jago masak.
Telur yang telah dimasak ditaruhnya di piring lalu dipotong-potongnya menjadi kecil. Ia lalu mengambil tomat, bawang merah, cabe dan entah apa lagi lalu ia mulai memotong-motong semua itu.
"Katanya masak telur, kok pakai tomat?" tanya Ocit yang sedari tadi berada di sampingnya, heran.
"Telur kuah ala Angga," jawab Angga seenaknya.
Ia lalu mencampurkan semua itu dengan menambahkan bumbu-bumbu dapur Mama. Kemudian ia memasak lagi dengan memasukkan telur yang tadi, air dan entah apa lagi.
Ocit bingung.
Tercium bau harum yang membuat perut Ocit berteriak-teriak. Ocit menelan ludah. "Kayaknya enak ya, Ga?"
"Oh, so pasti itu. Angga!" balas Angga sombong.
"Masakin Ocit juga, dong!" pinta Ocit.
"Masak sendiri! Cewek nggak bisa masak, payah," omel Angga.
Ocit cemberut. "Ayo dong, Ga," bujuknya memelas.
Angga mencibir. "Nggak!"
Ocit berjalan pergi dengan wajah kesal bercampur sedih.
Angga melirik. Merasa kasihan juga. "Nih!" teriaknya keras. "Buat kamu. Awas kalau nggak dihabisin."
"Makasih ya, Ga," ucap Ocit sambil mengambil piring.
Angga memasang wajah galak, pura-pura tidak mendengar. Tapi sesekali diliriknya Ocit yang makan dengan lahap. Ada senyum di bibirnya.
***

0 komentar to “ ”

Posting Komentar