Sabtu, 26 Februari 2011

,


CHAPTER 4:
MENDATANGI ROY


 Roy memaksakan sebuah senyuman.
"Maaf ya, Cit! A-aku... salah, nggak seharusnya aku nya-nyakitin kamu," ucapnya tersendat-sendat. "Maafin aku, ya?" pinta Roy dengan wajah memelas.
Ocit dan Dini bengong melihat wajah Roy yang babak belur.
Tapi Ocit mengangguk juga walau tak mengerti.
Roy tersenyum lagi, tapi seperti meringis. Kemudian ia berlalu dengan tergesa-gesa.
"Eh," Dini menyikut Ocit. "Si Roy kenapa ya, pakai minta maaf segala? Mukanya lagi, kok ancur begitu?"
Ocit ikut-ikutan mengerutkan keningnya.
"Jangan-jangan...," kata Dini terputus, teringat sesuatu.
Ocit menoleh. "Jangan-jangan apa?"
"Angga, dia...?" Dini membali terdiam.
"Angga?" Ocit semakin bingung. "Angga kenapa?" desaknya.
Dini menelan ludah. Menyumpahi Angga dalam hati.
"Kemarin, dia nelepon aku, tanya kok kamu nangis. Trus aku...," Dini tidak melanjutkan. Ia menatap Ocit takut-takut. "Maafin aku, soalnya Angga bilang cuma pengen tahu, jadi...."
Ocit tersandar lemas.
Jadi Angga yang nonjok Roy sampai babak belur begitu?
Ada rasa bersalah dan haru yang menyergap Ocit.
***
Cowok jangkung yang sebentar lagi jadi mahasiswa itu lagi asyik ribut dengan gitarnya.
Ocit masuk, memperhatikannya tanpa suara.
Angga menoleh. "Apa?" tanyanya sambil kembali ribut. Mulutnya mengeluarkan bunyi yang aneh.
"Makasih ya, Ga," ucap Ocit pelan.
"Memang aku ngasih kamu duit?"
"Karena memperhatikan Ocit. Tapi lain kali jangan sampai mukul begitu."
Angga menoleh, menghentikan nyayian kacaunya.
"Mukul siapa?" tanyanya dengan kening berkerut, berlagak heran.
"Kasihan lho Roy, dia sampai ketakutan begitu," lanjut Ocit.
"Roy? Roy yang mana?" Angga pura-pura bingung. "Kamu ngomong apa, sih?" suaranya teredengar kesal.
"Biar kamu nggak mau ngaku, tapi Ocit tahu kok kamu yang mukul Roy," kata Ocit yakin. "Makasih ya, sudah mengkhawatirkan Ocit. Tapi, sebenarnya Ocit nggak apa-apa kok!" lanjut Ocit tersenyum manis. Kemudian ia keluar.
Angga terkekeh.
"Hihihi, ternyata Si Roy benar-benar pergi minta maaf," gumamnya senang sambil menyanyi lagi. Nyanyian aneh!
***

0 komentar to “ ”

Posting Komentar