Sabtu, 26 Februari 2011

,


CHAPTER 6:
OCIT TIDAK BOLEH PERGI


Angga melongo heran melihat Ocit memeluk buku segede bantal itu ke kamarnya.
"Ma," ia mendatangi Mama yang sedang sibuk memasak, "Si Ocit bawa apaan, tuh?"
"Kamus bahasa Jerman," jawab Mama sambil terus memasak.
"Kamus? Mau ngapain? Memangnya Ocit mau jadi guide, ya?"
"Bukan," Mama membuka panci, "Ocit ikut pertukaran pelajar."
"Hah! Pertukaran pelajar?" ulang Angga tak percaya.
Mama mengangguk, berjalan ke belakang. Angga mengekor dengan penasaran. "Kok Angga nggak dikasih tahu, sih?" protesnya.
Mama tertawa kecil. "Ocit sudah bilang sama Papa dan Mama."
Angga cemberut. "Kok Si Ocit ikut yang begituan, sih?"
Kening Mama berkerut, tapi tangannya terus bekerja. "Ocit diminta sekolah untuk ikut. Adikmu itu kan, pintar."
"Mama izinin?" kejar Angga terus mengekor.
Mama mengangguk.
"Nggak bisa," protes Angga lagi. "Angga nggak ikut-ikutan yang begituan, masa Ocit ikut?"
"Lho, Mama kan nggak ngelarang kamu ikut, Ga," balas Mama.
"Tapi Ocit kan cewek, entar di sana ada apa-apa, kan gawat," alasannya. "Nggak boleh!" tegasnya seakan ia yang memutuskan.
Mama meliriknya heran. "Kamu ini?"
Angga mencibir. "Sori! Angga nggak minat ikut begituan."
Mama menggeleng tidak mengerti.
Angga duduk di kursi. "Angga kan, sudah bilang, Ocit itu cewek, masih kecil dan polos. Entar ada yang mainin kan...." Angga memilin-milin serbet di meja, tidak menyelesaikan kalimatnya.
Mama duduk di samping Angga sambil tersenyum lembut.
"Jangan diizinin ya, Ma?" pinta Angga memelas.
"Ocit itu belajar keras beberapa minggu ini, ingin bisa pergi. Masa Mama tega. Lagipula, ini kesempatan baik untuk masa de...."
"Ocit juga punya masa depan di sini," potong Angga cepat.
Mama menghela napas. "Beda, Ga. Soal kekhawatiran kamu tentang Ocit, Mama yakin Ocit bisa menjaga diri. Lagipula, di sana Ocit punya orangtua angkat," jelas Mama panjang.
Angga tambah cemberut.
Mama tersenyum. "Kamu nggak mau ditinggal Ocit, ya?"
Angga diam.
"Kamu ini," kata Mama geli. "Kalau Ocit ada terus digangguin. Tapi dengar Ocit mau pergi, kamu malah nggak setuju."
"Pokoknya Ocit nggak boleh pergi!" kata Angga keras kepala, lalu masuk ke kamarnya dengan wajah tertekuk.
***

0 komentar to “ ”

Posting Komentar